Karebakini.com, Bulukumba — Di sebuah gubuk sederhana, komunitas warga adat Suku Kajang berkumpul dengan mengenakan pakaian serba hitam dan tanpa alas kaki. Di dalam gubuk tersebut, tersaji sesajen (konre-konre) berupa hasil bumi yang dipersembahkan untuk dibacakan doa oleh Labiria, wakil Ammatoa.
Ritual Andingingi berlangsung di dalam hutan adat Kajang, yang terletak di Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Tradisi ini dilaksanakan setiap tahun sebagai bentuk penghormatan terhadap alam dan bertujuan untuk “mendinginkan bumi“.
Prosesi ritual diawali dengan pemercikan air suci oleh Labiria dan pemangku adat Suku Kajang. Air tersebut disebarkan kepada warga menggunakan 40 jenis daun yang diperoleh dari hutan adat. Secara harfiah, Andingingi berarti “mendinginkan”, yang mencerminkan filosofi masyarakat Kajang dalam menjaga keseimbangan alam dan kehidupan.






Foto dan naskah : Indra Abriyanto