KAREBAKINI.COM, MAROS – Kolaborasi antara sekolah dan keluarga menjadi sorotan utama dalam kegiatan School Festival 2025 yang digelar Sekolah Putri Darul Istiqamah (SPIDI) dan Sekolah Alam Darul Istiqamah (SADIQ) di Auditorium SPIDI, Jalan Poros Makassar–Maros, Maccopa, Sabtu (1/11/2025).
Kegiatan ini menggabungkan konsep Open House, seminar parenting, dan pameran karya siswi, sebagai bentuk sinergi antara dunia pendidikan dan peran keluarga dalam membangun generasi Qur’ani.
Ratusan orang tua dan calon siswa hadir sejak pagi, menyaksikan berbagai kegiatan yang menampilkan kreativitas dan inovasi para siswi SPIDI dan SADIQ.
Direktur Pendidikan SPIDI-SADIQ, Dr. Riza Sativa Hayati, mengatakan School Festival menjadi ajang memperlihatkan bagaimana pendidikan berbasis Al-Qur’an dapat berjalan seiring dengan pengembangan potensi akademik dan kreativitas.
“Pendidikan Qur’ani bukan hanya mengajarkan nilai agama, tetapi juga menumbuhkan rasa ingin tahu, daya cipta, dan kemampuan berpikir kritis,” ujar Riza.
Pameran karya siswi menjadi daya tarik utama. Berbagai proyek seperti Simulasi Tsunami, Energi Terbarukan, Maket PLTB dan Tambak Garam, Terarium dan Paludarium, hingga Kaligrafi Akrilik dipamerkan sebagai hasil pembelajaran tematik.
Karya digital juga tak ketinggalan, memperlihatkan bagaimana para siswi memadukan teknologi dengan nilai-nilai spiritual. Beberapa karya visual menampilkan pesan keislaman dalam bentuk video edukatif dan desain interaktif.
Selain pameran, acara juga diisi dengan Seminar Parenting bertema “The Beautiful Parenting of Holy Qur’an”, menghadirkan narasumber Dr. Muhammad Fakhrurrazy Anshar yang membahas pentingnya pendidikan berbasis keluarga di era digital.
Dalam paparannya, Fakhrurrazy menekankan bahwa keluarga merupakan sekolah pertama bagi anak, tempat nilai Al-Qur’an seharusnya tumbuh dan menjadi fondasi karakter.
“Kecerdasan anak tidak hanya ditentukan oleh sekolah, tetapi juga oleh teladan yang mereka lihat di rumah,” ujarnya.
Festival ini juga menjadi momentum peluncuran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun 2026–2027 serta SPIDI Privilege Card sebagai program loyalitas bagi keluarga siswa.
Ketua Yayasan Pesantren Mandiri Makassar, Safwan Saad, menyebut pendidikan di SPIDI dan SADIQ dirancang agar siswa tak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga tangguh dan berintegritas.
“Kami ingin anak-anak dididik bukan hanya untuk cerdas, tapi siap menghadapi tantangan dunia nyata dengan karakter Qur’ani,” ucap Safwan.
Dalam kesempatan itu, para siswi juga menampilkan drama, musik, dan tarian edukatif yang mengangkat tema keislaman dan kemanusiaan.
Antusiasme pengunjung terlihat tinggi sepanjang acara. Banyak orang tua mengaku terinspirasi oleh pendekatan pembelajaran berbasis alam dan nilai spiritual yang diterapkan di kedua sekolah tersebut.
“Melihat karya anak-anak ini, kami merasa pendidikan Islam bisa dikemas sangat kreatif,” kata Rahmawati, salah satu orang tua pengunjung.
Melalui School Festival 2025, SPIDI dan SADIQ berupaya menegaskan bahwa pendidikan Qur’ani tidak berhenti di ruang kelas, tetapi harus hidup di rumah dan lingkungan sosial siswa.(*)

Komentar