Di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, terdapat sebuah warung unik yang dikenal dengan Warung Mie Instan Sejuta foto. Sesuai namanya, warung ini memamerkan ratusan hingga ribuan foto yang menyimpan kenangan indah dari foto pernikahan, wisuda, kelulusan sekolah, hingga ulang tahun anak-anak.
Warung ini milik Syamsuddin, atau yang akrab disapa Suddink. Awalnya, ia hanya iseng mendokumentasikan kegiatan Pekan Olahraga Daerah (Porda) di Polewali Mandar. Dari sanalah kecintaannya pada fotografi mulai berkembang. Hasil jepretannya ia cetak dan simpan dalam album, namun kemudian muncul ide lain menempelkannya di dinding warung mie instannya.
“Awalnya saya foto-foto, lalu saya inisiatif cetak dan saya pajang di dinding warung,” kata Suddink.
Seiring waktu, koleksi foto di warungnya makin bertambah. Tak hanya dari hasil jepretannya sendiri, Suddink juga mengambil beberapa foto dari Facebook khususnya milik warga Polewali Mandar, meski ada juga satu, dua foto artis. Menariknya lagi, terkadang pelanggan secara sukarela membawa dan memberikan foto mereka kepada Sudding untuk dipajang di warung. Foto-foto itu kemudian ia tata rapi di dinding, menciptakan suasana hangat penuh nostalgia bagi siapa saja yang berkunjung.
Sejak tahun 1997 hingga sekarang, Warung Sejuta Foto menjadi semakin eksis dan dikenal, bukan hanya karena mie instannya, tapi karena dinding-dindingnya yang bercerita. Orang-orang datang bukan sekadar untuk makan, tapi juga untuk bernostalgia mengenang masa muda, masa sekolah, dan momen-momen berharga lainnya.
Warung ini menyediakan 18 varian rasa mie instan, baik goreng maupun kuah. Harga yang ditawarkan pun terjangkau, berkisar antara 10 ribu hingga 20 ribu rupiah, dengan pilihan topping seperti telur, sawi, hingga camilan ringan.
Salah satu pelanggan setia, Ncil, mengungkapkan, “Kalau saya pulang ke Polewali setelah merantau di Makassar, saya selalu sempatkan mampir ke sini. Selain makan mie, saya juga mengingat kembali memori indah masa SMA dengan melihat foto-foto di warung ini.”
Warung Sudding bukan sekadar tempat makan. Ia adalah ruang kenangan, tempat cerita-cerita masa lalu hidup kembali dalam semangkuk mie instan yang hangat.









Foto dan Teks : Indra Abriyanto
Komentar